Keripik Kentang, Camilan Favorit Dan Termahal Di Dunia
Keripik Kentang, Camilan Favorit Dan Termahal Di Dunia – Camilan Nusantara
Dipasaran ada begitu banyak camilan yang dijual, mulai dari
keripik, kacang-kacangan, coklat, kerupuk, kue kering, dan lain sebagainya. Salah
satu camilan yang menjadi favorit di Indonesia adalah keripik kentang.
Diungkapkan oleh Djien Gie So, managing director PT Calbee
Wings Food, usai merilis jenis makanan ringan baru di Jakarta. Setelah meninjau
proporsi industri makanan ringan di Indonesia selama lima tahun terakhir, ia
melihat olahan kentang mengalami pertumbuhan paling baik.
Komposisi dalam industri makanan ringan yang dimaksud Djien
adalah ekstrusi seperti Chiki yang mencakup 60 persen, kemudian olahan kentang
24 persen, disusul keripik tradisional seperti dari singkong sebesar 19 persen,
dan aneka camilan lain.
"Nah, bagian ekstrusi tumbuh, semuanya juga bertumbuh.
Namun pertumbuhan paling tinggi ada di kentang selama lima tahun terakhi,
terutama produk potato chips," kata Djien. "Ya, kentang masih
difavoritkan di Indonesia,"
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, konsumsi
masyarakat Indonesia per bulan untuk makanan jadi yaitu 12,56 persen yang
mencakup makanan jadi hingga kerupuk. Pasar camilan di Indonesia sendiri secara
umum diperkirakan terus berkembang. Menurut data yang dipaparkan Djien,
konsumsi camilan per kapita orang Indonesia masih US$5 per tahun. Jumlah ini
masih di bawah Filipina yang menghabiskan US$10 per kapita per tahun untuk
camilan. Padahal pendapatan per kapita Filipina, menurut Djiem, 15-20 persen di
bawah Indonesia. Ketika dibandingkan dengan negara maju seperti Singapura,
masyarakatnya sudah mengonsumsi makanan ringan hingga Us$13 per orang per
tahun.
"Kalau dibandingkan Filipina, konsumsi camilan
Indonesia masih bisa berkembang hingga dua kali lipat, tiga tahun mendatang.
Saat ini sudah senilai US$1 miliar, bisa dua kali lipat nilainya nanti,"
kata Djien.
Menurut Djien, beberapa faktor penyebab masih sedikitnya
jumlah camilan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kurangnya pemahaman
soal konsumsi camilan secara bijak, serta belum berkembangnya inovasi camilan.
Namun ia menilai, jumlah generasi milenial atau berusia di
bawah 30 tahun sebesar 60 persen populasi dapat menjadi penentu perkembangan
industri camilan, terutama bila dapat memenuhi dan menyesuaikan kebutuhan
kelompok usia produktif ini.
Keripik kentang memang selalu menjadi camilan andalan saat
berkumpul dengan teman, keluarga, menonton bioskop bersama pasangan ataupun
menikmati acara di televisi sendirian. Rasanya yang gurih dan harga yang murah
menjadi alasan makanan ini sering dipilih saat bersantai. Namun sebuah pabrik di
Swedia menciptakan keripik kentang dengan harga yang cukup fantastis, dan bisa
membuat orang berpikir berkali-kali lipat sebelum membelinya.
St.Erik's Brewery, pabrik makanan pembuat keripik kentang
termahal di dunia itu mengatakan keripik dibuat dengan ramuan resep yang
istimewa. Bumbu India Pale Ale disebut-sebut sebagai faktor yang membuat
keripik ini sempurna.
Keripik kentang yang dijual dengan kemasan khusus ini dibuat
atas kerjasama St.Erik's Brewery dengan Swedish National Culinary. Kolaborasi
keduanya membuat keripik kentang eksklusif di dunia ini dijual seharga US$ 56
atau sekitar Rp 730ribu.
Lantas apa yang membuat keripik kentang ini dilabeli dengan
harga yang fantastis? Mereka mengklaim setiap keripik dibumbui dengan berbagai
bahan langka yang hanya ditemukan di negara-negara Nordik selama waktu tertentu
dalam setahun.
Tak hanya itu, penggunaan bahan lain seperti jamur
Matsutake, yang harus diambil dengan memakai satu tangan katun, rumput laut
Truffle, bawang Leksand yang diambil dan hanya dapat dipanen dengan spesifikasi
tertentu, juga menjadi penyebab keripik kentang ini dihargai dengan mahal.
Dilansir dari FoxNews, kentang yang digunakan ini
disebut-sebut dibudidayakan di kawasan berbatu dengan lereng berbahaya, yang
barangkali hanya dapat didaki setahun sekali, yaitu Ammarnas.
Dengan ramuan dan keistimewaan tersebut, keripik kentang
yang dijual dengan harga yang mahal untuk satu boks berisi lima keping itu
ternyata membuat banyak orang penasaran.
Buktinya, dalam waktu satu minggu setelah diumumkan ke
publik, keripik kentang yang hanya diproduksi 100 boks ini langsung ludes.
Pihak pabrik pun mengatakan bakal mempertimbangkan untuk berkesperimen dengan
rasa yang lain.
Baca Juga :
Komentar
Posting Komentar