Inilah Kisah Mantan TKI Yang Sukses Membangun Usaha Kue
Inilah Kisah Mantan TKI Yang Sukses Membangun Usaha Kue – CAMILAN NUSANTARA
Pengalaman pahit ketika merantau dan menjadi buruh imigran
di Taiwan, membuat pasangan Krisna Adi (43) dan Ani Sugiyanti (28) memilih
mandiri dan membuka produksi aneka kue di kampung halamannya. Berawal dari
modal yang minim, kini usaha mereka berkembang dan kerap dijadikan oleh-oleh
rekan sesama buruh migran.
"Sebelum ini, saya usaha antar jemput TKI dan banyak
nganggurnya. Yang punya ide istri dan saya yang memasarkan karena netizen di
facebook saya banyak. Kirim ekspor ke Taiwan, Hong Kong dan Singapura,"
ujar Krisna saat ditemui di rumahnya, di Dusun Jatisari, Desa Wringinagung,
Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
Kue yang diproduksi oleh pasangan Krisna dan Ani adalah
aneka jajanan tradisional seperti keciput, kuping gajah, pastel kering, dan
carang emas. Keduanya juga mengaku menjual kue kering yang diproduksi oleh
rekan sesama eks buruh migran yang tergabung dalam Keluarga Migran Indonesia
(KAMI) Banyuwangi. Melalui organisasi tersebut, mereka saling bantu untuk
memasarkan produk masing-masing dan saling bertukar ilmu.
"Kebanyakan teman-teman kalau pulang bingung usaha.
Teman-teman kita rangkul dan ajak wirausaha. Sudah dari sana kita punya modal
dan punya skill, mau belajar ya monggo. Jadi salah satu teman ada kelebihan
biar diajarkan ke orang lain. Jadi setiap pulang nggak inget Taiwan lagi,
apalagi sekarang Banyuwangi berkembang pesat," ujar Ani.
Sejak awal bulan Ramadan, mereka telah menembus produksi
sebanyak empat kuintal kue. Meski juga melayani ekspor, mereka tak membedakan
harga karena menyadari ongkos kirim yang sudah mahal.
"Bulan ini baru awal puasa sudah 4 kuintal jadi kue.
Pastelnya saja 1 kuintal. Favorit carang emas karena sekarang (jajanan
tersebut) sudah agak langka. Kami jualnya harga Rp 40.000/kg, harga lokal dan
luar sama," kata Krisna menambahkan.
Jajanan yang menjadi primadona adalah carang emas yang
terbuat dari potongan ketela yang berbentuk bulat dan dibalut gula merah. Resep
membuat carang emas dipelajari Ani dari sang ibu, mulanya dia mengaku
kesulitan, setelah beberapa kali mencoba akhirnya usahanya berbuah manis.
"Saya belajar 1 kg, ubinya itu lembek. Sudah tak sisihkan,
bikin lagi agak keras, sampai ada yang jadi batu. Belajar terus sampai akhirnya
habis ubi sekitar 20 kg baru bisa, itu saja belum sempurna. Saya punya HP
benar-benar tak manfaatin buka Google dan youtube untuk cari resep dan
belajar," kata Ani.
Sementara untuk daerah di dalam negeri biasanya pesanan
datang dari rekan sesama eks buruh migran yang mengirimkan untuk keluarga
mereka. Satu kali pengiriman pun bisa satu dus kue dengan bobot sekitar 6 kg.
"Lokal kirim ke Malang, Trenggalek, Blitar, Madiun,
Ponorogo, Yogyakarta, Pacitan, Jakarta, Lampung, yang pesan eks TKI dikirim
buat keluarganya. Carang mas paling banyak pas lebaran 65 kg, kemarin kirim ke
Trenggalek 17 kg," kata Ani.
Anggota KAMI yang lain, Siti Umaiyah (41) asal Desa
Benculuk, Kecamatan Cluring ini juga sukses mengembangkan bisnis kue kering.
Bahkan, di bulan Ramadan, dia kebanjiran order kue kering buatannya yang
rata-rata dibanderol per kilo Rp 50.000-70.000. Di rumahnya, ada sekitar
delapan anggota KAMI dan tetangga yang diperbantukan untuk proses produksi.
"Kalau pesanan antara 6 kuintal semuanya. Paling jauh
ke Jawa Tengah dan paling dibawa teman untuk oleh-oleh ketika balik ke Taiwan,
Hong Kong atau Malaysia," kata Siti yang pernah bekerja selama enam tahun
di Taiwan ini.
Tak hanya membuka lapangan pekerjaan, mereka juga mengajak
rekan sesama eks buruh migran untuk berkarya. Mereka memilih untuk
mengembangkan diri di negara sendiri ketimbang harus bekerja ikut orang di
negeri seberang.
"Saya mau belajar nggak mau terus jadi TKW,
Alhamdulillah atas bantuan dan dukungan teman-teman senior saling tukar
informasi. Pengennya malah teman-teman khususnya dari Banyuwangi kita ubah pola
pikir seperti itu (kerja sebagai TKI) mending usaha di Indonesia. Saya
kepengennya membesarkan ini dulu dan produk yang kita buat masuk ke mini market
tapi belum tahu jalannya gimana," tandas Ani
Baca Juga :
Komentar
Posting Komentar