Pengusaha Keripik Tahu Ini Sukses Meraup Omzet Rp10 Juta/Bulan

Pengusaha Keripik Tahu Ini Sukses Meraup Omzet Rp10 Juta/Bulan – Camilan Nusantara


Tahu merupakan makanan yang tebuat dari bahan dasar kedelai. Di indonesia tahu merupakan makanan yang murah dan umum. Tahu dikenal memiliki kandungan protein tinggi, yang bagus untuk dikonsumsi. Di Indoneisa, tahu umumnya di olah dengan cara di goreng. Namun, berbeda dengan daerah Pekalongan, Jawa Tengah. Disana tahu diolah menjadi sebuahcamilan yang renyah dan lezat, yaitu keripik. Meski dikemas secara berbeda, namun tak menghilangkan kandungan gizi di dalamnya.

Didik Usmanto (34), perajin keripik tahu yang ada di Kabupaten Pekalongan, sudah sekitar lima tahun menggeluti usaha berbahan dasar tahu itu.

"Sekitar 4-5 tahun saya usaha ini (keripik tahu)," ucapnya, Selasa (3/2/2015).

Dibantu istrinya, Milasari, warga Perum Griya Permata Indah, Desa Tanjungsari, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan itu, mengerjakan seluruh proses pembuatannya. Bahan baku tahu diperolehnya dari para produsen tahu di sekitarnya.

"Saya pesan khusus dari perajin tahu. Sebab harus tahu putih yang memiliki serat lembut. Kalau tahu kuning tidak bisa," ujar dia.

Bapak satu anak itu menjelaskan, tahu putih yang dipesan khusus tersebut kemudian diiris dengan potongan tipis. Setelah itu, dia mmenyiapkan tepung beras pilihan dan beberapa bumbu.

"Bumbu umum saja, seperti bawang putih, garam dan tumbar. Kemudian diaduk dengan tepung beras tadi," jelasnya.

Setelah itu, irisan tahu yang telah dicelup ke adonan bumbu dan tepung tersebut kemudian digoreng. Dalam penggorengan tahap pertama itu, kripik harus benar-benar kering.

"Setelah digoreng, keripik tahu ini disimpan selama seminggu. Tujuannya untuk menghilangkan minyak dan proses fermentasi, agar lebih enak dan renyah. Plastik untuk menyimpan harus benar-benar rapat, agar hasilnya maksimal," terangnya.

Jika sudah sepekan penyimpanan, keripik tahu kembali digoreng. Proses penggorengan kedua tersebut hanya beberapa menit saja.

"Penggorengan yang kedua hanya untuk memanaskan keripik saja. Jadi tidak butuh waktu lama. Setelah itu tinggal dikemas," kata Didik.

Ayah dari Yusuf Fairus itu mengaku, dalam sebulan dia mampu memproduksi hingga 1.000 bungkus jajanan khas Pekalongan itu. Omzet yang diraihnya saat ini mencapai Rp10 juta per bulan.

"Saya jual ukuran 200 gram Rp11 ribu. Omzet per bulan sekarang Rp10 juta, tapi itu omzet kotor," katanya.

Saat ini dia baru bisa memenuhi permintaan sekitar eks Karisidenan Pekalongan saja. Sebab dia terkendala kurangnya karyawan.

"Permintaan sebetulnya banyak dan naik terus, sampai saya kewalahan. Karyawan baru dapat sudah keluar, sebab kesulitan saat menggorengnya. Kalau terlalu lama gosong, tapi kalau kurang matang tidak mengembang. Jadi, sementara kendalanya itu. Sementara saya kerjakan berdua saja dengan istri," jelasnya.

Sementara Kepala Desa Tanjungsari, Agus Bowo, mengapresiasi keripik tahu karya Didik tersebut. Sebab selain melestarikan makanan khas Pekalongan, juga bisa membuka lapangan kerja.


"Selain itu, tahu mengandung gizi, ada karbohidrat, protein dan lemak, vitamin B kompleks. Di sisi lain harganya murah," tambahnya.


Baca Juga :

Komentar

Postingan Populer

Distributor Snack Curah Harga Grosir

Distributor Keripik Ceker di Surabaya

Snack Curah Murah Surabaya